Akibat Gaya Hedonisme

Gaya hidup hedonisme yg dipertontonkan oleh para abdi negara mulai dari pusat hingga daerah dalam tempo yg akhir-akhir ini telah telah menimbulkan kesenjangan sosial yg teramat tajam dan menampakkan wujudnya unt dpt ditiru oleh para kalangan ekonomi kelas menengah keatas maupun ekonomi kelas menengah kebawah.

Hal itu suatu waktu akan menguak klimaks sebagaimana teori sosialis-komunis dengan apa yg disebut sebagai dialectica (thede-anti these-sinthese). Oleh karena itu tidaklah bisa dipungkiri lagi bahwa suatu waktu klimaks dari pada gaya hidup para abdi negara maupun para elite ekonomi menengah keatas yg mempertontonkan gaya hidup hedonisme (sebagaimana yg telah dilansir oleh Ketua KPK) yg serba mewah itu akn menggapai puncaknya yakni pertentangan kelas (revolusi sosial) yg akan mengubah tatanan kehidupan sosial disegala bidang.

Sesuangguhnya gaya hidup hedonisme tersebut merupakan bagian dari apa yg kita kenal dengan dengan sebutan KAPITALISME yg lebih modern dan telah mengikis habis norma, moral, etika dan akhlak dalam rona kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Untuk itu gaya hidup hedonisme itu harus kita perangi sampai tuntas hingga keakar-akanya sebagai halnya kita memerangi imperialisme dan kolonialisme di seluruh penjuru dunia.

Kapitalisme adalah anak kandung dari Imperialisme yg telah merenggut hak-hak kaum melarat (proletar) untuk dapat menikmati kemerdekaannya dalam Negara Pancasila. Akan tetapi sungguhlah ironis dan sangat deramatis serta sungguh menyakitkan, sebab abdi negara yg merupakan tempat para kaum melarat untuk mengadukan dan mendapatkan pembelaan, ternyata telah menumbuh dan mengembangkan serta melindungi para kapitalisme dan imperialisme dalam aspek sosial, ekonomi, hukum, politik dan pertanahan. hal ini menyebabkan kekosongan tempat para kaum melarat dan tertindas untuk menyandarkan keprihatinan mereka dalam menggapai hak-hak mereka sebagai masyarakat bangsa yg berdaulat dan bermartabat dimata dunia. Teragedi Mesuji Lampung merupakan contoh yg sedikit untuk diketahui oleh para elite penguasa, agar mereka jngan sibuk dalam perebutan kekuasaan, tp sebaiknya sibuk dalam berbuat baik unt kemaslahatan masyarakat bangsa dan negara.

Demikian, dan empat pilar kebangsaan kita (Pancasila, UUD 194Bhineka Tunggal Ika dan NKRI) harus tetap kita tegakkan meskipun bahtera kita retak seribu, semoga nahkodanya tidak kehilangan arah, hingga bahterta Indonesia hancur melabrak batu karang, sebagai halnya 1965. Dan dlm kehidupan berbangsa dan bernegara, mk Kepentingan Umum adalah hukum tertinggi.

 SATRIA ALI, SEKRETARIS UMUM HMI CAB.TUBA PERIODE 2006 – 2007
komentar | | Read More...
 
Copyright © 2011. HMI Tulang Bawang . All Rights Reserved.
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger