Percaya Diri, Aku Pasti Bisa

Percaya diri itu seni. Jika Anda merasa belum percaya diri, maka Anda bisa menjadi percaya diri. Jika Anda sudah merasa percaya diri, maka Anda bisa menjadi lebih percaya diri.

Percaya diri itu dinamis, ia bisa naik dan turun, berubah dan berkembang. Apa yang perlu Anda lakukan, adalah menjaganya agar tetap berada di tingkat yang optimal dan sehat.


UNTUK APAPUN, ANDA HARUS BERBICARA

Dalam aktivitas apapun yang Anda lakukan, Anda akan melakukan tiga hal berikut ini:

1. Memimpin;
2. Menjual;
3. Mempresentasikan.

Dalam faktanya, Anda bahkan mungkin melakukan ketiganya sekaligus.

Jika Anda sedang memimpin, maka Anda pasti sedang menjual sesuatu agar diikuti oleh orang-orang yang Anda pimpin. Dan dalam melakukannya, Anda akan menyajikan atau mempresentasikan berbagai hal yang relevan.

Jika Anda sedang menjual sesuatu, Anda sedang mengupayakan posisi memimpin, agar prospek Anda mau mengambil keputusan sesuai dengan yang Anda inginkan sebagai pihak yang menjual. Dan sekali lagi, Anda pasti mempresentasikan berbagai hal yang relevan.

Jika Anda sedang berpresentasi, maka Anda bisa dipastikan sedang menjual sesuatu. Dan karena Anda sedang berusaha menjual sesuatu, maka Anda pasti berupaya untuk memimpin audience, agar mendengarkan Anda, agar menyimak presentasi Anda, agar memahami maksud dan tujuan Anda, dan agar teryakinkan sesuai tujuan presentasi Anda.

Dalam melakukan semua aktivitas di atas, media paling umum yang akan Anda gunakan adalah komunikasi verbal alias berbicara.

Muara dari semua aktivitas itu, atau hasil akhir dari semua aktivitas itu, akan sangat ditentukan oleh kualitas bicara Anda. Sebelum sampai ke persoalan teknis seperti struktur bicara, intonasi, gaya bahasa atau bahkan pilihan kata dan kalimat, aspek mendasar dari kualitas bicara Anda adalah tingkat percaya diri Anda saat melakukannya.

Singkatnya, Anda harus menaburkan aura percaya diri saat berbicara. Karena dari situlah segala hasil akhir akan ditentukan. Jadi, titik awal Anda untuk semua aktivitas itu, adalah meraih rasa percaya diri yang lebih baik.

Berikut ini adalah kompilasi berbagai alasan untuk percaya diri, yang dikumpulkan dari para pakar manajemen, kepemimpinan, komunikasi dan motivasi.

PERCAYA DIRI BERARTI TAHAN BANTING

Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih tahan terhadap berbagai tekanan, karena punya tempat berpijak dan cara berpikir yang kokoh dan kuat.

Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih mampu menghadapi variasi dari situasi pribadi, sosial dan bisnis yang makin ketat dan makin keras belakangan ini.

Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih tahan untuk berhadapan dengan orang lain yang makin hari makin kritis. Ingatlah bahwa tekanan yang makin kuat tidak hanya dialami oleh diri Anda sendiri, melainkan juga oleh setiap orang lain yang hidup bersama Anda di dunia ini.

Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih mampu menghadapi orang lain yang makin hari makin keras dan bukan tidak mungkin makin menyebalkan.

Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih mampu menghadapi berbagai apresiasi yang realistik dan objektif.

Pada akhirnya, jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih memiliki kontrol terhadap berbagai situasi dan keadaan yang penting untuk apapun kepentingan Anda.

PERCAYA DIRI BERARTI MAMPU MENGONTROL

Percaya diri Anda dibangun dengan berlatih untuk mengontrol berbagai hal. Dengan tingkat percaya diri yang makin baik, akan Anda akan lebih mampu mengontrol berbagai hal. Dengan percaya diri yang lebih tinggi, Anda akan mampu mengontrol berbagai aspek dari kehidupan Anda.

Dengan mampu mengontrol berbagai aspek diri pribadi Anda, Anda akan lebih jernih dalam melihat dan mengatur tujuan dan sasaran pribadi Anda. Dengan kejelasan dalam tujuan dan sasaran Anda, maka Anda akan lebih mampu dalam mengarahkan perilaku Anda menuju kepada keberhasilan Anda.

PERCAYA DIRI BERARTI TAHU KAPASITAS DIRI

Dengan percaya diri, Anda akan memahami seluk beluk dan tingkat kapasitas yang Anda miliki. Dengan mengetahui kapasitas diri, Anda akan mampu melakukan analisis SWOT untuk diri pribadi Anda.

Dengan memahami aspek SWOT diri Anda sendiri, maka Anda akan tahu persis dari mana harus memulai dan kemana akan berakhir.

PERCAYA DIRI BERARTI SUCCESS ORIENTED

Dengan percaya diri, Anda menggeser fokus diri dari jebakan ketakutan akan kegagalan dan kerugian, ke cara pandang yang optimis tentang berbagai kesempatan dan keberhasilan. Anda akan menjadi orang yang success oriented.

Dengan percaya diri, Anda tidak akan merasa cukup hanya dengan 'positive thinking', tapi lebih dari itu, Anda akan menuntut 'positive knowing'.

Dengan 'positive knowing', Anda akan menjadi orang yang ahli di bidangnya. Anda akan menjadi orang yang expert, ahli dan pakar. Itulah jalan menuju kesuksesan Anda.

PERCAYA DIRI BERARTI PERBAIKAN KUALITAS NETWORKING

Dengan percaya diri, Anda akan meningkatkan kualitas personality Anda. Dengan kenaikan personality Anda, maka Anda juga akan menaikkan kualitas 'relationship' Anda.

Seorang pemimpin atau pengusaha atau pejabat yang memulai dari bawah, kemudian terus naik sampai ke tingkatan tertentu di bidangnya, tidak hanya berhubungan dengan orang-orang di bawahnya. Lebih dari itu, ia juga akan meningkatkan kualitas networkingnya ke tingkat yang lebih tinggi dan lebih luas.

Ia akan terlibat dengan orang-orang yang juga lebih tinggi kualitasnya, lebih tinggi keahliannya, dan lebih baik tingkat percaya dirinya. Dengan itu, percaya dirinya akan makin meningkat. Dan dengan itu semua, peluang keberhasilannya juga akan meningkat.

Dengan percaya diri, Anda akan bertemu dengan orang yang lebih menyenangkan, orang yang lebih baik kualitasnya, orang yang lebih terdidik, orang yang lebih memberi kesempatan dan peluang, orang yang lebih menarik, dan orang yang lebih nikmat bagi Anda untuk berhubungan dengan mereka.

PERCAYA DIRI BERARTI KONTROL TEMPERAMEN YANG LEBIH BAIK

Di dalam ilmu sosial, ada istilah 'hukum korespondensi', yang mengatakan bahwa 'dunia luar' di luar diri Anda, adalah sebuah cermin sempurna dari 'dunia dalam' di dalam diri Anda.

Percaya diri Anda harus dimulai dari dalam. Dan jika Anda berhasil memperbaiki kualitas 'dunia dalam' Anda, maka 'dunia luar' akan mengikutinya.

Jika Anda sukses dengan berhasil meraih percaya diri, maka kesuksesan juga akan terjadi pada 'dunia luar' Anda. Jika Anda berhasil meraih percaya diri, maka Anda berpeluang besar untuk meraih keberhasilan dalam kehidupan diri pribadi, kehidupan sosial, kehidupan pendidikan, dunia karir dan dunia bisnis Anda.

Keberhasilan meraih percaya diri, berarti keberhasilan meraih kontrol terhadap temperamen pribadi. Itu berarti, Anda juga punya peluang besar untuk mengontrol temperamen 'dunia luar' Anda.

Ingat ini:

- Indahnya bulan ada di hati Anda;
- Pemandangan langit dan lautan luas beserta bintang gemintang, ada di mata Anda. Batasannya pun, tergantung kualitas penglihatan Anda;
- Panasnya terik matahari dan api, ada di kulit Anda;
- Bau busuk dunia ini, adanya di hidung Anda;
- Pedasnya cabai dan panasnya merica, ada di lidah Anda;
- Dunia dan seisinya, ada di dalam diri Anda.

Jika Anda punya kontrol terhadap temperan diri, maka Anda pantas mengontrol temperamen dunia dan seisinya. Ramah atau tidaknya dunia ini pada Anda, Anda sendiri yang menentukannya.

Dan untuk mencapainya, mulailah dengan mempercayai diri Anda sendiri. Tuhan telah menciptakan Anda dengan sempurna, dan Ia menginginkan Anda mempercayai hal itu.

PERCAYA DIRI BERARTI MAMPU MENGHAMBAT UPAYA SABOTASE DIRI

Percayalah bahwa setiap hambatan, hampir bisa dipastikan datang dari dalam diri sendiri. Setiap hambatan akan men-sabotase dengan mencegah diri Anda dari mengambil tindakan.

Tindakan adalah segala aktivitas yang membuat hidup Anda menjadi lebih baik. Resep keberhasilan adalah tindakan, dan untuk bisa bertindak, Anda perlu percaya diri.

PERCAYA DIRI BERARTI HIDUP SISTEMATIS

Sistematis berarti efisien dan efektif. Dengan percaya diri, Anda akan bertindak. Dan bertindak atas dasar percaya diri, akan membuat Anda mampu mengambil keputusan dan menentukan pilihan. Dengan kemampuan itu, tindakan Anda akan tepat, akurat, efisien dan efektif.

PERCAYA DIRI BERARTI PENINGKATAN KEMAMPUAN BELAJAR

Hidup Anda adalah sekolah Anda. Cara belajar Anda mengikuti dua pola, yaitu shaping alias pembentukan dan modelling alias teladan. Percaya diri akan membuat Anda menjadi orang yang lebih mampu dalam melakukan self development, pengembangan dan perbaikan, dan lebih mampu dalam mengambil suri tauladan serta melakukan berbagai inovasi sebagai kelanjutannya.

PERCAYA DIRI BERARTI YAKIN AKAN FUNGSI DIRI

Dengan percaya diri, Anda akan lebih yakin bahwa keseluruhan diri Anda akan berfungsi dengan baik. Dengan percaya diri Anda akan mampu mendorong diri Anda untuk total, maksimal dan optimal. Dengan semua itu, Anda akan mencapai kemandirian dan kemerdekaan.

PERCAYA DIRI BERARTI FOKUS PADA DUNIA LUAR

Tidak percaya diri disebabkan oleh kesibukan dalam mengkhawatirkan diri sendiri. Dengan percaya diri, Anda akan disibukkan oleh dunia luar. Dengan percaya diri Anda akan menjadi orang yang lebih melayani, lebih bermanfaat, dan lebih memberi nilai kepada dunia luar.

Dengan percaya diri Anda akan berorientasi keluar. Dengan percaya diri, Anda akan lebih berhasil dalam memimpin dan menjual.

PERCAYA DIRI BERARTI HIDUP YANG LEBIH NYAMAN DAN MENYENANGKAN

Dengan percaya diri Anda akan lebih menikmati diri sendiri, lebih menikmati dunia luar. Hidup Anda akan penuh dengan kegembiraan, dengan hanya sedikit kekhawatiran. Dunia Anda akan lebih nyaman dan menyenangkan. Dengan percaya diri, Anda bisa membuat 'hidup lebih hidup'.

PERCAYA DIRI BERARTI PESAN POSITIF

Dengan percaya diri, Anda akan mengkomunikasikannya kepada dunia di luar Anda. Dengan percaya diri, Anda akan membuat orang lain menjadi percaya diri. Dengan percaya diri, Anda akan lebih meyakinkan. Percaya diri adalah pesan. Pesan yang amat penting untuk dikomunikasikan kepada orang yang terlibat dengan Anda. Dengan
percaya diri, sekali lagi Anda akan berhasil dalam memimpin dan menjual.

PERCAYA DIRI BERARTI PELUANG UNTUK MENUMBUHKAN KHARISMA

Dengan percaya diri, Anda berpeluang besar untuk menumbuhkan tingkat maksimal dari percaya diri, yaitu kharisma. Dengan percaya diri, Anda akan menciptakan jalan untuk menjadi orang yang selalu didengar kata dan perintahnya.

DARI MANA DATANGNYA PERCAYA DIRI?

Percaya diri datang dari kemampuan berkomunikasi secara verbal, dengan berbicara.
Dengan berbicara, Anda akan berbicara pada diri sendiri dan berbicara pada orang lain.

Berbicara kepada diri sendiri akan menjalankan proses manajemen diri. Andalah orang yang paling tahu harus mengatakan apa pada diri sendiri.

"Saya bisa" atau "Saya tidak bisa".
"Saya akan berhasil" atau "Saya akan gagal".
"Saya harus melakukan ini" atau "Saya memang menginginkan ini".
"Saya yang menentukan" atau "Bukan Saya yang menentukan".
"Saya yang memilih" atau "Orang lain yang memilih".
"Terserah Saya" atau "Terserah orang lain".

Berbicara kepada orang lain akan menjalankan proses manajemen diri orang lain.

"Anda harus begini atau harus begitu".
"Saya meminta Anda melakukan ini atau itu".
"Saya ingin hasilnya begini atau begitu".
"Saya yang menentukan, bukan Anda yang menentukan".
"Saya yang memerintah Anda yang mengikuti".
"Saya yang menjual dan Anda yang membeli".
"Jika Anda ingin berhasil, ikuti saran Saya".

Jadi, mulailah segala keberhasilan Anda dengan percaya diri saat berbicara.
Sumber : http://milis-bicara.blogspot.com
komentar (3) | | Read More...

BURUK LISAN

D
 
Iceritakan, suatu hari ada seorang shalih diminta untuk memasak suatu yang enak oleh pemimpinnya.  Orang itu pun menuruti semua keinginan pemimpin tersebut lalu segera mengantarkan langsung padanya.  Ternyata, makanan tersebut sangat disukai pemimpinnya karena rasanya sangat nikmat.  Maka pemimpin itu bertanya kepadanya tentang bahan makanan tersebut.  Orang shalih itu mengatakan bahwa makanan tersebut dibuat dari lidah.  Kemudian, pemimpin itu menyuruhnya kembali untuk membuat makanan yang tidak enak.  Dia pun kembali ke rumah dan mulai menyiapkan semua bahan yang dibutuhkan untuk memasak dan dengan segera mengantarkannya pada pemimpin begitu masakan itu selesai.  Dan ternyata, makanan tersebut dirasakan sangat tidak enak. Pemimpin itu lalu bertanya kembali kepada orang shalih tersebut tentang bahan makanan yang dibuatnya.  Jawaban orang shalih itu sama, bahwa makanan tersebut terbuat dari lidah.

Dari cerita tersebut bisa dipahami bahwa lidah yang tidak bertulang itu dapat membahayakan seseorang sekaligus dapat menyelamatkan seseorang.  Seseorang bisa terjerumus pada masalah yang pelik karena dia tidak mampu menjaga lisannya.  Seseorang bisa bermusuhan dengan temannya karena dengan lidahnya dia telah menyakiti hati temannya.  Seseorang dapat membuat ibunya menangis karena lisannya tidak dijaga dengan hati-hati agar terhindar dari kata-kata yang tidak terpuji.  Seseorang bisa disebut sebagai pembohong karena dari mulutnya selalu keluar kalimat-kalimat yang penuh dusta.
Dan sebaliknya, seseorang bisaselamat karena telah memelihara lidahnya dengan baik.  Dia akan selalu memikirkan setiap kali akan berucap dan berkata-kata.  Orang lain yang mendengarnya akan merasa betah karena setiap kalimat yang keluar dari mulutnya mengandung manfaat, setidaknya tidak jorok dan melukai perasaan orang lain.  Memang tidak mudah menata lisan, tapi itu sangat mungkin bisa dilatih
Kualitas Ucapan
Mulut itu seperti moncong teko yang mengeluarkan isi.  Jika ingin tahu kualitas diri, maka dengan mudah kita dapat melihatnya dari kata-kata yang keluar dari mulut kita.  Rasulullah Saw, termasuk orang yang jarang berbicara, tapi sekali beliau bicara, kata-kata yang keluar dari lisannya adalah kebenaran.  Beliau mengamalkan perintah Allah yang termaktub dalam QS. Al Ahzab ayat 70, Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.”  Kekuatan kata-kata Rasulullah Saw, berpengaruh kepada orang yang mendengarnya. Mendengar Rasulullah Saw, berbicara, timbul dalam diri para sahabat sebuah motivasi yang sangat kuat untuk berbuat kebaikan dan selalu menjaga perilaku agar selaras dengan ajrannya.  Kata-kata beliau sungguh dapat menggugah hari karena penuh makna,manfaat,berharga,berbobot,mantap,dan indah bagaikan untaian mutiara. Kata-kata beliau sungguh berkualitas. Kualitas ucapan seseorang dapat menentukan kualitas pribadi. Seseorang bisa menyandang predikat berkualitas tinggi dapat dilihat dari kata-katanya.  Demikian juga orang yang kualitasnya biasa-biasa, rendahan dan dangkal dapat dilihat dari kata-katanya.
Pertama, orang yang berkualitas tinggi adalah orang yang berbicara pada tempat dan saat yang tepat dan ucapannya sarat dengan hikmah.  Kata-katanya mengandung ide, ilmu, dzikir, dan solusi yang bermanfaat bagi semua orang.  Cobalah kita mengevaluasi diri, apakah kita termasuk orang yang berkualitas tinggi??? Apa yang kita ucapakan saat kita berada dikantor, sekoalah, kampus, dan saat kita pulang kerumah dan berkumpul dengan keluarga??? Adakah kata-kata yang dapat membuat kita dan orang-orang disekeliling kita bertambah ilmu, bertambah kreatif, dan bertambah pula kemulyaan???
Kedua, orang yang kualitas dirinya biasa-biasa saja mempunyai cirri dari ucapannya yang selalu sibuk menceritakan peristiwa-peristiwa yang dia alami ataw ketahui.  Orang seperti itu akan sangat sibuk mengomentari segala hal yang dia lihat dengan begitu lengkap.  Dia akan menceritakan peristiwa tabrakan antara mobil dengan truk dengan penggambaran yang jelas.  Dia akan menceritakan setiap detail yang dilihatnya, tidak ada yang terlewat sedikitpun.  Dia akan menceritakan kepada orang yang tidak melihatnya langsung, bahakan pada orang yang ada bersama saat kejadian, dia tak urung menceritakannya juga.  Dia tidak kuat untuk menahan lidahnya untuk tidak berkata-kata menanggapi segala kejadian yang dia ketahui. Itulah cirri orang yang biasa-biasa saja kualitas dirinya.

Lain lagi dengan orang yang ketiga, orang rendahan dalam berkata-kata. Orang seperti ini akan membawa segala permasalahan yang dialaminya kemana pun  dia melangkah. Dimana pun dia berada, dia akan selalu mengeluh, mencela, dan menghina.  Maka berhati-hatilah, jangan-janagn kita termasuk orang rendahan karena kita selalu merasa tidak puas akan keadaan dan pada akhirnya munculah keluhan-keluhan dari mulut kita dan memaksa orang lain untuk mendengarnya.  Hari-harinya akan disibukkan dengan materi-materi celaan dan hinaan. Saat diberi makanan oleh tetangganya, komentar pertama yang keluar bukannya rasa syukur dan pujian pada tetangganya karena telah berbaik hati mengiriminya makanan, tapi yang keluar adalah penilaian-penilaian negatif. Dia akan langsung berkomentar bahwa makanan itu kurang ini dan kurang itu. Selamanya dia tidak akan puas. Melihat hujan turun, meluncurlah dari mulutnya kata-kata rendahan dari A sampai Z. dia akan menyesali hujan turun karena akan menyebabkan jalanan becek, macet, dan membuat polisi di jalan menganggur, dan tentu saja akan tambah menderita karena ucapanya ketika melihat semua pakaian yang sedang dijemurnya basah terkena hujan.
Cirri orang keempat, adalah orang yang dangkal yaitu orang-orang yang sibuk menyebut-nyebut kebaikan dirinya dan jasa-jasa yang telah dilakukannya. Orang seperti ini biasanya tidak mau kalah. Kalau ada orang yang menceritakan keberhasilannya dalam menempuh perjalanan jauh dengan jalan kaki selama tiga hari, maka orang yang dangkal akan menimpalinya dengan mengatakan bahwa dia bisa bertahan dan kuat untuk menempuh perjalanan yang sangat jauh dan memakan waktu sampai seminggu. Jika ada seseorang yang sukses, maka dia akan tampil mengemukakan di depan public bahwa keberhasilan yang dicapai oleh temannya adalah hasil kerja keras dia selama bersahabat dengannya. Kalaupun memang dia melakukan kebaikan, maka kebaikannya ingin terus diangkat kepermkaan agar semua orang tahu bahwa dia telah melakukan sesuatu dan ingin dianggap sebagai pahlawan. Dan yang lebih parah lagi adalah megklaim hasil kerja orang lain sebagai hasil kerjanya. Tapi kita harus berhati-hati juga, sebab kata-kata juga kerap menipu. Banyak orang pandai berkata, tapi kualitas diri buruk

Sikap Terbaik Bagi Seorang Muslim
Seorang muslim yang baik tentu saja akan selalau berusaha memelihara lidahnya. Walaupun lidah itu tidak bertulang tapi sering kali dia akan lebih tajam dari pada pedang. Sekali tebasan pedang hanya akan menyakiti satu orang, tapi sekali tebasan lidah dapat menyebabkan orang banyak tersakiti. Berhati-hatilah dalam berkata-kata!!! Orang yang beriman akan memilih diam jika dianggap kata-katanya tidak mengandung kebenaran. Diam itu tidak selamanya menyebabkan  kita tidak kreatif, tapi kadang kala diam itu adalah jalan terbaik yang dapat menyelamatkan kita dari berbagai macam permasalahan yang ada dan tentu saja kemulyaan masih terpelihara. Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa orang yang banyak bicaranya adalah orang yang banyak celanya. Secara pribadi, kita berusaha sekuat tenaga untuk menjaga lisan kita dari kata-kata yang sia-sia dan tidak bermanfaat. Dan saat kita berintraksi dengan orang lain, bukan tidak mungkin kita tidak akan terlibat dan dihadapkan pada situasi yang dilematis, dimana kita saat berusaha untuk memperbaiki diri dalam menjaga lisan, disisi lain lawan bicara kita menggiring untuk melakukan sebaliknya, maka bisa kita sikapi dengan sikap yang terbaik karena kita tidak bisa memaksa orang lain melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan kita.
Saat kita berhadapan dengan orang yang banyak bicaranya dan penuh dengan kebathilan, maka jika kita mampu mencegahnya langsung untuk menghentikan bicaranya, maka lakukanlah. Kalaupun kita tidak mampu, maka dengan alsan yang logis dan terkesan tidak dibuat-buat berusaha untuk meninggalkan majelis. Sikap terbaik yang harus kita lakukan adalah member contoh bagaimana sebaiknya seorang muslim berbicara yang baik dan benar yang mengandung ilmu dan manfaat bagi orang lain. Hal itu harus kita lakukan terus menerus dalam berbagai kesempatan dan tentu saja dijadikan kebisaan oleh kita. Jika kita melakukan hal sebaliknya, yaitu menyakiti orang lain dengan kata-kata kita, maka segerahlah kita meminta maaf kepada orang yang bersangkuan dan perbanyaklah istighfar dan mudah-mudahan Allah SWT. akan selalu membimbing kita dalam berkata, bersikap dan bertindak.  Seseorang akan selamat hidupnya dengan memelihara lisannya dengan mengatakan yang baik, benar, atau memilih diam. Rasulullah Saw bersabda : Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia mengatakan yang baik atau diam.”(HR. Bukhari dan Muslim).
Kadang, seseorang sengsara hidupnya karena tidak berhasil menjaga lisannya. Lihat saja, berapa keluarga yang hancur karena ibunya sangat cerewet dan mengatakan hal-hal yang tidak perlu, dan ayahnya mengeluarkan ucapan kasar, dan tidak mendidik, sedangakan anaknya sering membantah mereka dengan bantahan dan sindiran yang tidak pantas diucapakan oleh seorang anak.
Tidak sedikit pula seorang pemimpin jatuh wibawanya karena lidahnya. Saat dia berbicara dengan masyarakat, yang keluar dari mulutnya adalah sesuatu yang dapat menzhalimi orang lain dan kata-kata yang sia-sia, dan kadang-kadang dia sendiri tidak mengerti apa yang telah dia katakana.

Sebaliknya kita merenungkan makna yang terdapat dalam hadist ini agar dapat terhindar  dari mengucapkan kata-kata yang sia-sia. Dari Abu Hurairah ra: Rasulullah Saw bersabda : seorang hamba (manusia) yang berbicara dengan pembicaraan yang belum jelas baginya (hakikat dan akibatanya) maka dia akan terlempar keneraka sejauh antara timur dan barat.” (HR.Muslim) 
Seseorang tidak akan terampil menjaga lisannya kecuali dengan ilmu dan kesungguhan untuk melatih diri. Makin banyak orang bicara, maka makin banyak peluang tergelincir lidahnya, akan menyebabkan jatuhnya wibawa, runtuhnya kehormatan, dan bertambahnya dosa. Maka, berbahagialah bagi orang yang dapat menjaga lidahnya karena yang akan keluar dari mulutnya adalah untaian mutiara yang sarat dengan kebenaran, berharga,bermutu, dan membawa mashlahat bagi orang-orang yang mendengarnya.

Wallahu a’lam.
 Gambar : Anak-anak HMI Cabang Tulang Bawang

Sumber : KH.Abdullah Gymnastiar (Mengatasi Penyakit Hati), hal 7-16

komentar | | Read More...

Ungkapan Hati Rakyat Yang Tertindas


 
UNGKAPAN HATI RAKYAT YG TERTINDAS
DI NEGERI SUBUR INI
TEMPAT JIWA RAGA KAMI MENGABDI
DI NEGERI SUBUR INI
BUMI PERTIWI YG KAMI CINTAI

MESKI HAK-HAK KAMI DIRAMPAS
PEMIMPIN NEGERI INI TIADA YG PERDULI
MESKI KAMI SELALU TERTINDAS, TERGUSUR DAN LAPAR
APARAT PELINDUNG DAN PENGAYOM KAMI SEMAKIN BERINGAS

YA ALLAH, YA ROBBI

HARUSKAH KAMI PERTAHANKAN HIDUP INI DENGAN BERSIMBAH DARAH
SAMPAI KAPAN KAMI AKAN SELALU TERSIKSA DAN TERTINDAS
MUNGKINKAH AKAN SELALU BEGINI
HINGGA AJAL MENJEMPUT NANTI…
                                                                                                   
                                                                                                Rakyat yang selalu tertindas
komentar | | Read More...

Sorot Mata Orang Tertindas


Pilu hati Markesot, negeri perasaannya dan terguncang jiwanya, menyaksikan keadaan diri orang-orang yang menjadi korban dari peraturan yang dituhankan –Surat Keputusan yang dimutlakkan, yang dianggap tidak mungkin salah. Ribuan orang lain yang telah menerima keputusan peraturan itu,hidup di bekupon-bekupon kecil, berderet seperti kampong pengungsi, di bawah terik matahari, panas dan kering tanpa pepohonan dan kehijauan. Mereka mengalami perubahan hidup yang radikal. Tingkat ekonomi mereka yang menurun, lingkungan sosial mereka menjadi aneh, serta terasa betapa banyak segi-segi kebudayaan hidup berabad-abat lamanya di dusun-dusun lama mereka, kini lenyap tanpa tahu bagaimana membangunnya kembali. Mereka menerima itu semua, mungkin karena tingkat kepasrahan yang tak terbatas kepada Allah. Atau barang kali karena memang tak ada pilihan lain kecuali ketakutan dan kepatuhan kepada orang yang entah bagaimana kok berkuasa atas mereka. Orang-orang yang menurut segala nilai sesungguhnya harus melindungi dan mensejahterakan mereka.
Sebagian dari mereka merasa terancam pula: jangan-jangan mematuhi kezaliman sebenarnya ada dosa tersendiri. Apa jawab mereka kelak di akhirat tat kala Malaikat bertanya: “Kenapa kalian tidak mencoba menyatukan diri memperjuangkan hak-hak kalian? Bukankah kalau kalian bersatu, tak akan ada satu kekuatan pun yang akan sanggup mengalahkan kalian? Apakah kalian takut akan jatuh korban? Bukankah seluruh keadaan kalian kini pun adalah korban yang tak kecil artinya? ” Adapun mereka yang menolak kezaliman, terjepit diantara kedua kenyataan. Di satu pihak mereka wajib dan berhak mempertahankan apa yang Allah telah mengizinkan dan bahkan mewajibkan untuk mempertahankan. Tapi dilain pihak pertahanan yang mereka lakukan sama artinya dengan perlawanan terhadap peraturan yang diterjemahkan sebagai perwujudan nilai keadilan. Namun mereka memilih Allah yang sejati dan menolak tuhan palsu. Fir’aun yang menuhankan dirinya, yang memutlakkan segala keputusannya. Untuk itu mereka sedia hidup sengsara, bertahan hidup digenangan air kesengsaraan, diteror melalui berbagai cara oleh pihak yang menguasai mereka,serta diberi cap”pembangkang” yang busuk dan diumumkan diseluruh negeri.
Bayangkanlah, bukan hanya bagaiman mereka tetap mencoba sanggup bertahan memenuhi kebutuhan perut anak-anak dan istri mereka, tapi juga bayangkanlah bagaimana dahsyat pergolakan yang berlangsung didalam jiwa mereka. Rasa terhina, dendam, kemarahan, juga kenekatan, pilu hati Markesot, Negeri dan sakit perasaannya, orang-orang tertindas itu menjadi sedemikian oversensitive dan overdefensif, sorot mata mereka mengandung semesta niai yang tak bisa diterjemahkan: jangan sekali-sekali menatapnya, hanya ada dua pihak dimuka bumi ini bagi mereka: ”Bapak yang kuasa” sang penindas, dan mereka sendiri, jangan ada seorangpun yang mengungkapkan kepada mereka apa pun saja kata-kata, pakaian, cara pendekatan, idiom-idiom yang bisa mereka indikasikan sebagai “Bapak yang kuasa”. Sahabat Markesot yang mencoba menjembatani kepentingan mereka dengan kemauan pemerintah, melakukan 1-2 kesalahan pendekatan: Bahasanya terlalu rasional, pola berfikirnya terlalu birokratis, serta kurang mempertimbangkan dimensi cultural dan psikologis dibalik setiap ungkapan bahasanya. Ketika si sahabat itu ditengah peradapan seru, mencoba mendinginkan suasana dengan berkata: “Bapak-bapak coba mari kita pikirkan kembali semuanya, agar bisa lebih jernih…. ”
Spontan seorang diantara mereka menukas: Kalau soal mikir pak, kami sudah hampir enam tahun ini melakukannya terus-menerus, kami sudah capek berfikir, dan memang sudah tidak ada gunanya lagi, yang penting sekarang bapak mau mengabulkan atau tidak…! Sambil membuka kopiahnya dan memperlihat botak ditengah atas kepalanya, tertamparlah si sahabat. Tapi kemudian ia menambah kesalahannya, ia menyahut: “Barang kali pak Markesot bisa member kita wawasan……” spontan pula salah seorang dari kaum tertindas itu dengan suara keras memotong: “Kalau wawasan, ceramah, pengajian, khutbah, atau nasihat, kami sudah bosan....”

***
Kaum tersisih “Markesot bertutur “
(EMHA AINUM NADJIB)
komentar (5) | | Read More...

Silaturahmi Ke Luar kabupaten

Jalan-Jalan Sekaligus menghadiri silaturahmi ke luar Kabupaten, kebetulan salah satu kader HMI Cabang Tulang Bawang ada yang (ngelakei) Larian/Nikah..
Kami sekalian para kader-kader HMI mengadakan Tour Ke Luar Kabupaten, Tepatnya Tulang Bawang Barat..
Acara yang diadakan dadakan ini hanya di hadiri oleh beberapa kader HMI, karna kebetulan saat itu banyak para kader-kader HMI Cab. Tulang Bawang yang dengan kesibukan nya masing-masing tidak dapat mengikuti acara ini...
Gambar Di Tepi Sungai TBB
Gambar Kader Narsis

 Gambar Menelusuri Sungai Kabupaten Tulang Bawang Barat

 Gambar Istirahat Sejenak

Gambar Di Jembatan Layang TBB

 Gambar Di Tepi Sungai TBB

 Gambar Di Tepi Sungai TBB

 Gambar Di Jembatan TBB

 Gambar Di Jembatan TBB

 Gambar Di di tepi Sungai TBB


 Gambar Di Tepi Sungai TBB

 Gambar Di Tepi Sungai TBB

Itulah Foto-foto Narsis Anak-Anak HMI yang creativ...
Sekian Dan Terima Kasih
komentar (4) | | Read More...
 
Copyright © 2011. HMI Tulang Bawang . All Rights Reserved.
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger