Dalam dialog tersebut dihadiri 4 pembicara, Agus Riyanto (pemprov jateng), Kapolda jateng Edward Aritonang, Anggota DPRD Komisi Fraksi PKS Arif Awaludin dan Ketua Komisi PB HMI MPO M Ridwan. Menurut Agus, permasalahan yang terjadi pada bangsa semakin kompleks dalam era reformasi, semakin hilangnya kepribadian bangsa sebab pengaruh budaya asing yang menghasilkan liberalisme disegala sektor, tergerusnya kearifan lokal dan maraknya gaya hidup yang instan. Adapun solusi menurutnya adalah adanya ke teladanan dari para pemimpin bangsa.
Sedangkan Edward Aritonang menyampaikan penjelasanya berkaitan peran aparat dalam menjaga stabilitas politik dalam sistem demokrasi. Ia mengatakan bahwa polisi adalah “keranjang sampah” bagi demokrasi langsung. Karena pasca pemilu nasional maupun pemilu kepala daerah polisi kerap berhadapan dengan kerusuhan dan gesekan antar pendukung. Yang tidak puas dengan hasil pemilihan. Masing-masing kelompok ingin menjadi pemenang dari yang lain, sehingga tidak ada yang mau menrima kekalahan.
Bagi Arif Awaludin, anggota dewan dan partai politik saat ini belum dipilih oleh masyarakat scara objekif melainkan dipilih berdasarkan faktor money politik yang menjadi trend dalam pesta demokrasi. Pendewasaan demokrasi diyakininya membutuhkan waktu yang lama. Selain itu arif juga berharap Partai politik benar-benar melakukan proses pengkaderan dan pencerdasan politik yang serius di masyarakat. “Karena instrumen demokrasi kita adalah partai politik, bukan kerajaan.”, tambahnya.
Bagi Ridwan sendiri yang penting adalah konsolidasi dan komunikasi antar kelompok. “Menemukan persamaan dan bekerjasama atasnya menjadi lebih baik, daripada bicara perbedaan.”, imbuhnya. Pada akhirnya bangsa ini akan melewati sebuah tantangan serius, akan dibawa kemana negara ini. Jawabannya adalah pada seberapa sabar dan istiqomahnya para aktivis dan pengelola negera ini. (zil) Sumber PB HMI