HMI Cabang Tulang Bawang mengadakan LK1, LK1kali ini diadakan di Sesat Agung Menggala dan buka oleh Ketua Badko Sumatera Raya Reka Punnata SH, yang di hadiri oleh 25 orang Kader, dari UMPTB (Universitas Megow Pak Tulang Bawang) dari beberapa Fakultas. Peserta LK1 sangat antusias dalam mengikuti Pengkaderan ini.karena dari pengkaderan ini banyak sekali pengalaman yang mereka dapatkan.
Mentari Pratiwi adalah salah satu peserta mengatakan bahwa materi yang mereka dapatkan di LK1 ini tidak di dapatkan mereka di Organisasi lain, melainkan Di HMI MPO. Tema yang di angkat pada LK1 kali ini adalah “KHITTAH PERJUANGAN HMI SEBAGAI IDENTITAS KADER”
Organisasi dapat dikenali dengan berbagai cara, antara lain ; melalui Atribut-atribut Organisasi, Jargon-jargon Gerakan, Output Organisasi berupa karya dan Kader-kadernya. Mengidentifikasi HMI dengan hal-hal tersebut dipandang amat sederhana, karena terbukti bahwa kesemuanya tak mampu mewakili kedalaman cita pejuangan HMI, memberi inspirasi bagi keberlanjutan perjuangan, apalagi jika dikaitkan dengan upaya untuk mempertahankan daya juang kader sepanjang hayat. Diperlukan satu konsep yang menggambarkan semangat ideologis kader HMI yang dapat menjawab kebutuhan tentang pentingnya daya tahan setiap kader dalam mengawal cita-cita perjuangannya. Hal ini diyakini lebih memiliki keunggulan dibandingkan sekadar atribut, simbol, jargon, ataupun klaim terhadap alumni dan kader yang “sukses” di bidang tertentu. Artinya, HMI belum dapat digambarkan dengan mengedepankan hal-hal tersebut.
Khittah Perjuangan HMI merupakan dokumen yang menggambarkan konsepsi ideologis sebagai upaya kader memberi penjelasan tentang cara pandang HMI mengenai semesta eksistensi yang wajib diakui, kebenaran yang wajib diperjuangkan, jalan hidup yang wajib dijunjung tinggi, cita-cita yang perlu diraih, dan nilai-nilai yang mengikat atau menjiwai kehidupannya secara individual maupun sosial.
Khittah Perjuangan merupakan paradigma gerakan atau manhaj yang merupakan penjelasan utuh tentang pilihan ideologis, yaitu prinsip-prinsip penting dan nilai-nilai yang dianut oleh HMI sebagai tafsir utuh antara azas, tujuan, usaha dan independensi HMI. Definisi ini merupakan kelanjutan dan pengembangan dari berbagai tafsir azas yang pernah lahir dalam sejarahnya. Tercatat bahwa sejak didirikanya di Yogyakarta pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H atau 5 Pebruari 1947 M, HMI pernah memakai sejumlah tafsir azas seperti; tafsir azas HMI (1957), Kepribadian HMI atau Citra Diri (1963), Garis-garis Pokok Perjuangan (1967) dan Nilai-nilai Dasar Perjuangan (1969). Dokumen-dokumen tersebut merupakan tafsir terpisah dari tafsir tujuan dan independensi. Sebagai paradigma gerakan, penafsiran terpisah antara azas, tujuan dan independensi mengandung kecacatan karena suatu paradigma gerakan yang kokoh harus merupakan kesatuan utuh antara landasan, tujuan dan metodologi mencapai tujuan.
Muatan Khittah Perjuangan, dengan demikian, merupakan penjabaran konsepsi filosofis azas, tujuan, usaha dan Independensi. Azas menjelaskan landasan keyakinan HMI tentang ketuhanan, kesemestaan, kemanusiaan dan kemasyarakatan, semangat perjuangan dan hari kemudiaan sebagai konsepsi cita-cita masa depan kehidupan manusia. Keyakinan tersebut merupakan akar dari segenap perbuatan manusia untuk menyempurna sebagai insan kamil atau cita ulil albab dalam tujuan HMI. Keyakinan dalam Islam tertuang dalam prinsip tauhid yang mengingkari segenap penghambaan, ketundukan dan keterikatan kepada hal-hal yang menyebabkan hilangnya kesempatan menyempurna menuju kedekatan tertinggi di hadapan Allah SWT. Keyakinan ini tidak dipahami secara dogmatis melainkan dibenarkan oleh kesadaran yang sejenih-jernihnya. Tafsir tujuan HMI dalam Khittah Perjuangan merupakan penjabaran mengenai tujuan individual, sosial dan hakikat perkaderan sebagai upaya sistematis HMI menuju cita-cita tersebut.
Individu ulil albab dan masyarakat Islam yang dicita-citakan akan melahirkan hubungan timbal balik. HMI tidak memisahkan wilayah privat dan publik sebagai dua entitas kehidupan yang berbeda. Hal ini karena Al Qur’an memberitakan bahwa insan ulil albab merupakan sosok yang dapat membentuk dan menata kehidupan sosial yang adil, sebaliknya kehidupan sosial yang adil merupakan wahana pendidikan insaniyah yang utama untuk membentuk pribadi-pribadi utama.
Tafsir usaha dan independensi dimaksudkan untuk memberi penjelasan mengenai proses perjuangan yang diridhai untuk mencapai cita-cita. Independensi merupakan nilai yang menyemangati proses secara sadar tersebut. Independensi mengamanatkan perlunya kemandirian dan kemerdekaan menentukan sikap untuk memilih kebenaran dan memperjuangkannya.Melihat dari realitas yang ada pada saat ini di negara kita yang semakin kompleksnya permasalahan-permasalahan, terdegredasinya budaya dan krisis kepemimpinan yang melanda, yang tua kehilangan roh kepanutanya dan yang muda juga ikut kehilangan jiwa revolusionernya. Seakan-akan kita yang muda tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak bisa berkata apa-apa lagi, maka dari itu Khittah Perjuangan HMI hadir menjadi solusi yang tepat dan pasti untuk negeri ini. Khittah Perjuangan HMI sebagai landasan dasar skema perjuangan dan perkaderan HMI, Karena khittah perjuangan HMI mengandung berbagai unsur yaitu diantaranya unsur iman, ilmu dan amal yang mana semua itu tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari yang nantinya sebagia bekal kita hidup di akherat kelak, diharapkan HMI dapat menjadi garda terdepan untuk perubahan tatanan masyarakat yang telah lama rusak di negeri ini dengan cara melahirkan mahasiswa/I para generasi penerus bangsa yang berkarakter ulil albab yang mengedepankan kemaslahatan umat dan tidak terjebak dalam suatu permasalahan yang kompleks yang sekarang menimpa negeri ini melalui Latihan Kader 1 Basic Training (BATRA).
Posting Komentar